Langsung ke konten utama

JEJAK KARTINI TTU DI PELOSOK OEHALO

Membangun Asa dari PAUD hingga Kelas Digital
Penulis: Roni Hariyanto Bhidju, S.Pd.

Oehalo, 5 Juni 2025

Desa Oehalo, perkampungan mungil yang bersandar di pelukan bukit sunyi Fatubai, menorehkan hari itu sebagai babak baru dalam kisah warganya. Untuk pertama kalinya, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Ibu Andina Winantuningtyas, melangkah langsung ke tengah masyarakat desa, ditemani Ibu Elisabeth Endang Sri Susilowati, S.Psi. (Wakil Ketua), Ibu Alexiana Kolo, S.Pd. AUD (Ketua Bidang II), dan Ibu Femi F. Tefa, A.Md. Keb. (Sekretaris I). Bersama, para Kartini TTU ini hadir dengan satu cita: menyemai harapan melalui pendidikan, bahkan di pelosok yang kerap luput dari perhatian.

Di halaman kecil PAUD Pelangi yang berdiri bersahaja di lingkungan SD Negeri Fatubai, rombongan disambut hangat. Alunan tutur adat mengalir lirih dari bibir sesepuh desa, diiringi pengalungan selendang dan tarian penjemputan yang mengundang haru. Suasana syahdu itu menjadi pengantar bagi perjumpaan yang sarat makna.

Namun lebih dari seremoni, momen berharga terjadi saat para ibu penggerak duduk berdekatan bersama masyarakat. Di sana, di antara deretan bangku sederhana, mereka berbagi cerita, mendengar suara warga, serta menguatkan pesan bahwa setiap anak di manapun tapak kecil kakinya berpijak berhak merasakan keajaiban dunia pendidikan.

Dalam sambutannya, Ibu Ketua Tim Penggerak PKK TTU menegaskan bahwa perhatian bagi pendidikan usia dini, khususnya di wilayah terpencil, adalah ladang harapan yang harus terus disemai. Dengan kolaborasi, ketekunan, dan cinta, pendidikan bukan sekadar wacana, melainkan gerak nyata yang merangkul semua.

Penguatan dan kolaborasi antar pendidik lintas jenjang juga di gaungkan ibu wakil ketua Tim Penggerak PKK kab. TTU. Sebagai wujud kepedulian, bantuan Alat Permainan Edukatif (APE) diserahkan kepada PAUD Pelangi. Ibu Alexiana Kolo dengan penuh antusiasme berbagi semangat dan kisah inspiratif yang membangitkan jiwa bagi pendidik disertai penjelasan tentang pemanfaatan alat-alat tersebut. Bukan sekadar sebagai sarana bermain, tetapi sebagai jendela pertama bagi kreativitas dan tumbuh kembang anak, meski dalam ruang yang sederhana.

Di sela kegiatan, rasa ingin tahu dan kepedulian membawa rombongan menyusuri ruang kelas IV dan V SD Negeri Fatubai, tempat para siswa tengah menghadapi ujian berbasis digital. Di sana, para siswa tengah mengikuti ujian kenaikan kelas berbasis Android. Sebuah pemandangan yang menggugah: di tengah keterbatasan akses internet, para guru di SDN Fatubai berinisiatif membangun PUSPADI (Pusat Pembelajaran Digital) server lokal yang memungkinkan proses belajar dan ujian digital tanpa koneksi internet.

Di tengah ruang mungil itu, rombongan menyaksikan langsung bagaimana teknologi sederhana dapat menjembatani jurang ketimpangan, membuka jendela dunia bagi anak-anak perbatasan. Satu per satu, mereka menyalami para siswa, memotivasi, dan mengapresiasi kerja keras para guru yang dengan setia menyalakan obor pendidikan di ujung batas negeri.

Sebelum pamit, Ibu Andina beserta para Kartini TTU berbaur dengan masyarakat. Dengan senyum hangat dan pelukan yang tulus, mereka menyalami setiap hadirin; guru, kader, orang tua, dan anak-anak yang hari itu menjadi bagian dari peristiwa bersejarah ini.

Hari itu bukan sekadar kunjungan; ia adalah nyala harapan yang kini berkedip di bening mata anak-anak Oehalo menunggu untuk terus dijaga, disemai, dan dinyalakan, menuju masa depan yang lebih cerah”.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kemah Paskah Pemuda GMIT Klasis TTU 2025: Melewati Salib Menuju Kemenangan

Oleh: Roni Hariyanto Bhidju, S. Pd,.Gr Kefamenanu, 1 April 2025 – Semangat Iman dan kebersamaan menyatu dalam pelaksanaan Kemah Paskah Pemuda GMIT Klasis Timor Tengah Utara (TTU) yang berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 1 hingga 3 April 2025, bertempat di Gereja Syalom Maumolo. Kegiatan yang penuh makna ini mengusung tema Melewati Salib Menuju Kemenangan , sebagai “refleksi” mendalam bagi pemuda GMIT dalam menjalani kehidupan beriman yang lebih kokoh. Hari pertama kemah paskah dibuka secara resmi dalam sebuah seremoni yang dihadiri oleh Wakil Bupati Timor Tengah Utara, Kamillus Elu, SH, didampingi oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) TTU, Hendrik F. Bana, SH dan Hubertus Kun Bana, SH. Dalam sambutannya, Wakil Bupati menyampaikan pesan mendalam tentang makna salib dalam kehidupan umat Kristen. Menurutnya, salib bukan hanya simbol penderitaan, tetapi juga gambaran nyata tentang pengorbanan, ketaatan, dan solidaritas. Melalui salib, kita belajar tentang kasih yan...

Menghidupkan Nilai Budaya Timor melalui Refleksi dalam Pendidikan

Oleh: Roni Hariyanto Bhidju, S.Pd Refleksi adalah proses penting dalam pendidikan, yang memungkinkan guru untuk mengaktifkan, memahami, dan memperbaiki kualitas pengajaran. Refleksi menjadi jembatan antara pengalaman masa lalu dan upaya untuk mencapai pembelajaran yang lebih baik di masa depan. Namun, di daratan Timor, konsep refleksi ini sebenarnya telah lama dikenal melalui tradisi budaya yang disebut Naketi. Dalam tradisi suku Dawan, naketi bukan sekadar diskusi, melainkan sebuah proses mendalam untuk menyelesaikan persoalan dengan mempertimbangkan berbagai sudut pandang. Naketi dilakukan dengan penuh kehormatan, kesabaran, dan ketulusan untuk menemukan solusi yang adil dan harmonis. Filosofi ini tidak hanya menjaga keseimbangan sosial dalam masyarakat, tetapi juga melatih setiap individu untuk lebih bijak dalam menghadapi tantangan. Ketika nilai-nilai naketi diadopsi ke dalam pendidikan, guru di Timor memiliki landasan yang kuat untuk menjalankan refleksi. Refleksi tidak hanya menj...