Oleh: Roni Hariyanto Bhidju, S.Pd
Halo sobat pendidik, salam sehat dan bahagia
untuk kita semua.
Mengawali
tulisan ini, saya mencoba dengan sebuah pertanyaan “berapa sih biaya yang
sering dikeluarkan oleh unit satuan pendidikan dalam penggandaan soal ujian
bagi peserta didik”?
Menjawab
pertanyaan di atas tentulah kewenangan itu adalah hak bapak/ibu guru hebat. Namun
jika ditelusuri secara mendalam penggandaan soal adalah satu bentuk pemborosan
biaya yang bisa dimanfaatkan untuk hal lain. Selain itu kebermanfaatan dari
setiap soal yang digandakan tidak efektif karena hanya sekali pakai lalu
disimpan dan menunggu dimakan rayap. Jika diuangkan berapa nominal yang ditelan rayap?
Melalui
tulisan ini saya ingin berbagi praktik baik yang dilakukan di unit satuan
pendidikan SD Negeri Fatubai kecamatan Insana Tengah kabupaten Timor tengah
utara propinsi NTT. SDN Fatubai merupakan salah satu unit pendidikan dasar yang
berada di daerah terpencil. Dengan segala keterbatasan, kami sebagai guru terus
melakukan upaya dan inovasi untuk membangun Negeri melalui pendidikan sekalipun
itu sulit untuk digapai.
Pelaksanaan
ujian sekolah merupakan kewajiban yang harus dilakukan. Baik ujian tengah
semester maupun akhir semester dan untuk mendukung pelaksanaan ujian, setiap
satuan pendidikan wajib menyediakan soal sebagai indikator dalam mengukur
tingkat dan kemampuan peserta didik dalam menguasai suatu kompetensi. Hal yang
sering terjadi atau dilakukan adalah penggandaan soal atau perbanyak soal
dengan cara difoto copy agar dapat diakses peserta didik.
Melihat
sesuatu yang sering terjadi disetiap tahun dan telah dianggap sebagai suatu
kebiasaan, saya berpikir dan mencoba untuk membuat sesuatu yang baru di unit
satuan pendidikan SDN Fatubai. Sesuatu yang dianggap baru ini karena melihat
kami sebagai guru daerah pelosok, mungkin bagi sekolah perkotaan sudah
menjadi kebiasaan dalam memanfaatkan media power
point untuk pelaksanaan Ujian Sekolah (US) atau berbasis aplikasi lainnya
tetapi tidak dengan kami di daerah terpencil yang minim akan fasilitas dan
sarana-prasarana mulai dari akses internet sampai dengan perangkat komputer dan
proyektor. Bagi kami “tak ada rotan
akarpun jadi” ini masih berlaku di unit satuan Pendidikan SDN Fatubai ditengah
maraknya seruan “Merdeka Belajar” dan pemanfaatan platform merdeka belajar
(PMM) dan Rumah Belajar. Bagi kami apapun “akar” yang kami gunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran itulah kemerdekaan sejati dalam dunia pendidikan.
Sebagai
seorang guru yang dinobatkan “Guru berdedikasi dan terfavorit” dalam
ajang Kompetisi Guru Unggul serta menempati peringkat 6 dari ribuan guru yang
diselenggarakan Pijar Sekolah by Telkom Indonesia 2022 sekaligus menjadi
Sahabat Rumah Belajar (SRB) Kemendikbud 2022 dari provinsi NTT (Kab. Timor Tengah Utara) saya
memiliki tekad yang kuat untuk terus melakukan inovasi dalam pembelajaran. Hal
sederhana adalah melaksanakan Ujian Sekolah berbasis power point.
Hal
ini dilakukan berdasarkan penilaian dan refleksi dalam proses pembelajaran
ketika menggunakan media power point. Dalam pembelajaran, peserta didik begitu
termotivasi dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Lalu mengapa pada
pelaksanaan Ujian Akhir Semester 1 tahun pelajaran 2022/2023 tidak dilaksanakan
menggunakan power point? Mengapa harus diketik, diprint dan digandakan?
Bukankah itu memakan waktu, tenaga dan biaya? Atas hasil refleksi inilah saya
mencoba menerapkan proses pelaksanaan UAS menggunakan tampilan power point.
Mengapa
harus power point?
Pertanyaan
ini mungkin menggelitik hati bapak/ibu pembaca. Jawabannya adalah hal ini
dilakukan sesuai dengan ketersediaan perangkat bagi kami pendidik di unit
satuan yang jauh dari benderang dan fasilitas ibu kota, namun sumber daya kami
sebagai guru mampu untuk membawa perubahan dengan mentranformasikan teknologi
kedalam pembelajaran baik itu teknologi berbasis offline maupun online
dalam aplikasi. Karena itu melalui tulisan ini, saya berharap ada perhatian
secara khusus dari pemerintah baik di tingkat kabupaten, propinsi sampai pusat kepada
unit satuan pendidikan di daerah terpencil yang memiliki semangat untuk terus
berinovasi melalui dukungan fasilitas dan sarana-pra sarana yang dapat
dimanfaatkan untuk peningkatan mutu pendidikan baik guru maupun peserta didik. Berikut
adalah cara mendesain soal dalam bentuk power point dan manfaatnya dalam
pelaksanaan Ujian Sekolah (US).
Cara
mendesain soal. Dalam mendesain, sebenarnya tidak terlalu sulit apa lagi jika
seluruh soal baru saja di buat atau di ketik menggunakan word. Beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah; (1) Ketika
menyimpan file baru (word) , pilihan
penyimpanan bentuk file harus dipilih dalam bentuk ppt (tidak semua jenis
perangkat laptop mendungkung langkah ini) Jika perangkat mendungkung, artinya
bapak/ibu tinggal menambhkan varian gambar atau video sesuai soal pada file
yang sudah disimpan menjadi ppt; (2) Desain menggunakan canva, pada canva telah
tersedia beragam tamplate yang dapat
digunakan untuk mendasain. Selain itu canva tergolong aplikasi super lengkap
yang dapat dimanfaatkan oleh bapak/ibu guru. Dengan kreatifitas yang dimiliki
desain pada canva bisa langsung di unduh dalam bentuk power point, MP4, JPG dan
masih banyak lainnya; (3) bisa langsung mendesain atau membuat soal secara langsung
pada aplikasi power point; (4) cara
keempat adalah cara super gampang, yaitu dengan mengubah file word menjadi power point secara online. Caranya ketik di kotak pencaraian google: I Love PDF dengan aplikasi ini,
bapak/ibu bisa mengubah beragam bentuk file ke bentuk yang diinginkan.
Manfaat
power point dalam pelaksanaan UAS.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh baik guru, siswa dan satuan pendidikan.
Manfaat bagi guru yaitu, melatih dan meningkatkan kreatifitas
dan inovatif. Manfaat bagi peserta
didik adalah; (1) Siswa lebih termotivasi dan bersemangat dalam menyelesaiakn
soal; (2) Soal bisa disajikan dalam bentuk varian teks, gambar dan video yang dapat
meningkatkan kemampuan analisis peserta didik dalam menganalisis suatu objek
atau masalah yang ditampilkan secara jelas (3) Melatih kekompakan, keterampilan
membaca atau memecahkan masalah dalam waktu yang sama namun dengan cara yang
berbeda-beda; (4) Pengenalan teknologi bagi peserta didik sejak dini. Manfaat bagi sekolah; (1) Hemat biaya penggandaan soal (2) File yang
disimpan atau yang dimiliki awet dan tahan lama tanpa kuatir dimakan rayap atau
usang dimakan usia.
Mari
refleksi sejenak dan mencoba mengkalkulasi biaya yang telah digunakan dalam
penggandaan soal, cukup besar bukan di setiap tahunnya? Jika anggaran itu
digunakan untuk pengadaan laptop dan proyektor berapa unit yang sudah dimiliki
oleh satuan pendidikan? Jika anggaran itu digunakan untuk mendukung peningkatan
minat dan bakat peserta didik, bagaimana kemajauan yang dimiliki oleh mereka?
Mari kita terus bergerak, serempak berinovasi wujudkan merdeka belajar. Semoga
tulisan ini dapat menginspirasi bapak/ibu guru hebat.
Akhir kata saya ucapakan #SalamGuruPelosok.
Dari
Pelosok, Mari Kita Bangun Negeri Melalui Pendidikan
Komentar
Posting Komentar