Oleh: Roni Hariyanto Bhidju, S.Pd
Dinamika
perubahan Kurikulum Nasional dalam dunia pendidikan telah menjadi topik
perbincangan di kalangan akademisi, pendidik dan tokoh-tokoh masyarakat yang peduli pendidikan. Slogan “ganti menteri ganti kurikulum” masih terus di gaungkan baik secara
lisan ataupun melalui komentar-komentar pada akun sosial media. Sikap penolakan
terhadap perubahan kurikulum yang terjadi sepertinya telah menguras waktu,
tenaga dan pikiran secara sia-sia jika hal tersebut dimanfaatkan untuk melihat
fakta dan manfaat dari sebuah perubahan. Apa yang salah dari perubahan kurikulum?  Bukankah kurikulum bersifat dinamis? Sebelum
kita mengetahui fakta alasan terjadinya perubahan kurikulum, mari kita ketahui
terlebih dahulu apa itu kurikulum dan komponennya. 
Apa itu kurikulum?
Sampai
saat ini pengertian kurikulum yang mengikat secara universal belum ada. Namun
kurikulum dapat dimaknai sebagai keseluruhan dari pengalaman belajar murid.
Kurikulum bersifat kompleks dan multidimensi yang juga dapat dimaknai sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Ralph
Tyler dalam bukunya yang berjudul “The Basic Pinciple of Curriculum” menyebutkan
ada 4 komponen kurikulum. Keempat komponen tersebut adalah; (1) Tujuan; (2)
Konten; (3) Metode atau cara dan; (4) Evaluasi. Pada umumnya di beberapa negara
mengklasifikasikan komponen kurikulum menjadi 3 bagian yaitu; (1) Tujuan
pembelajaran atau konten; (2) Panduan pedagogik dan; (3) Panduan asesmen.
Komponen-komponen
yang ada digunakan untuk mendesain kurikulum dan pembelajaran berdasarkan
kebutuhan murid mulai dari kompetensi apa yang akan dimiliki murid sampai
proyeksi masa depan dan bagaimana cara mencapai kompetensi tersebut. Karena itu
hal yang menjadi fokus pengembangan kurikulum adalah “Kemerdekaan murid dalam bealajar”. Tonton juga video keseruan Guru Pelosok disini
Apa peran dan fungsi kurikulum?
Kurikulum
merupakan salah satu komponen penting dalam Sistem Pendidikan Nasional. Kurikulum
berperan sebagai acuan dan pedoman pembelajaran karena itu fungsi kurikulum
bagi guru adalah untuk memandu proses belajar murid. Peran dan fungsi kurikulum
dapat dioptimalisasikan dalam 3 kerangka yaitu; (1) Mewariskan nilai dan budaya
masyarakat yang relevan dengan masa kini; (2) Mengembangkan sesuatu yang
dibutuhkan saat kini dan masa yang akan datang; (3) Memilih dan menilai sesuatu
yang relevan dan kontekstual sebagai kontrol sosial. Kondisi murid yang beragam
budaya, adat istiadat, suku, agama dan bahasa harus menjadi pijakan awal dalam
pengembangan kurikulum sehingga kurikulum dapat digunakan secara optimal sesuai
konteks dimana satuan pendidikan berada. 
Mengapa kurikulum harus berubah?
Guru sebagai ujung tombak implementasi kurikulum dalam pembelajaran harus tahu bahwa Kurikulum Nasional harus disesuaikan dengan kebutuhan satuan pendidikan. Oleh sebab itu pengembangan kurikulum diperlukan di satuan pendidikan. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan zamannya. Tuntutan dan perkembangan zaman yang terus berubah mengharapkan guru sebagai pemilik dan pengembang kurikulum harus melakukan adaptasi sesuai konteks dan karakteristik murid. Kurikulum bersifat dinamis dan terus dikembangkan atau diadaptasi sesuai konteks dan karakteristik murid untuk mengembangkan kompetensi sesuai kebutuhan murid masa kini dan di masa yang akan datang. Atas dasar itulah maka mau tidak mau, suka tidak suka kurikulum memang harus diubah atau diadaptasi dengan segala kondisi.
Bagaimana
sobat pembaca, apakah kita memiliki konsep berpikir yang sama? Tulis jawaban
sobat pada kolom komentar. Dari pelosok, mari kita saling bergandengan tangan
membangun Negeri melalui pendidikan.
#Salam
Merdeka Belajar
PMM Untuk Semua


Mantap teruslah berkarya dan berbagi....
BalasHapus